Langit malam ini hitam pekat. Cukup aneh memang setelah sesore tadi langitlangit tampak cerah. Sempurna cerah seperti iklan di televisi yang menggambarkan seseorang nabrak kaca garagara saking beningnya. Bening? Tiap malam minggu juga banyak yang bening.. maksudnya lampulampu di Taman Lampion itu sangat indah dan menjadikan malam menjadi bening, tidak lagi muram.
Bambang daritadi nampak celingukan, tidak percaya kok tibatiba mendung. Diseruputnya kopi hitam merk Kapal Tanker yang dikasih temennya minggu lalu dari Batam. Dasar wong bingung, kopi yang tinggal linek itu pun masih saja diseruput.
Eni yang tibatiba datang dari pintu dalam tampak cekikikan melihat suaminya kepahitan. Sembari duduk dia memberikan segelas teh anget yang dibawanya. Kebiasaan suami isteri itu tidak berubah walaupun sudah puluhan tahun mereka berjalan bersama dalam mahligai rumah tangga. Si Bambang suka sekali ngopi, sementara isterinya demen ngeteh. Setiap pagi, si Bambang suka sekali nongkrong di bungalo samping kolam ikan belakang rumah itu. Ya ngopi tadi, sama baca koran yang akhirakhir ini isinya kok membingungkan: kok ada ya, bohong ada buktinya? Jadi ingat ketika mantan pacar menanyakan bukti kesungguhan cintanya, si Bambang sampe pusing tujuh keliling kenapa dia mencintai mantannya itu. Lha kalo gak suka kok harus dipaksa loh..
Masa lalu si Bambang memang kompleks. Sekalipun dia itu agak gendheng, tapi tetep ndalan; otak nya jalan. Ketika dia ditanya tentang alasan kenapa dia mencintai mantannya itu, akhirnya dia menemukan jawaban yang luar biasa.
"dek", katanya waktu itu.
"kau tahu, kenapa matahari sangat dipuja dulu kala di masyarakat Mesir? Karena matahari itu tidak hanya besar, tapi juga berharga. Terlebih, matahari itu amat sangat istimewa. Ketika terbit dia membuat lekukan garis-garis oren di ufuk timur. Ketika siang, matahari juga tetap dipuja. Walaupun panas, tapi karena matahari juga to si Darmin itu bisa untung gede lewat usaha laundrian nya?
Terus sore, senja.
Duh, siapa yang gak tahu indahnya senja. Dilihat darimanapun senja itu tetap indah. Kamu ingat, foto pertama kita setelah jadian dulu di Pantai Sepanjang? Saya suka banget loh sama senja nya. Gara-gara senja itu pula kita itu nampak suuerasi banget.
Coba kalo gak ada,
pucet..
Dan kenapa aku mencintaimu? Karena kamu adalah matari, mentariku. Bagian mana darimu yang tidak mencerminkan keindahan? Parasmu yang ayu, pipimu yang lesung kanan kiri, apalagi kalo pas senyum.. merah meronanya itu loh bikin merinding. Jilbab yang selalu kau jaga juga mencerminkan keagungan dirimu. Pokoknya I love you full deh.. Every breath I breathe is only for you"
Terus sore, senja.
Duh, siapa yang gak tahu indahnya senja. Dilihat darimanapun senja itu tetap indah. Kamu ingat, foto pertama kita setelah jadian dulu di Pantai Sepanjang? Saya suka banget loh sama senja nya. Gara-gara senja itu pula kita itu nampak suuerasi banget.
Coba kalo gak ada,
pucet..
Dan kenapa aku mencintaimu? Karena kamu adalah matari, mentariku. Bagian mana darimu yang tidak mencerminkan keindahan? Parasmu yang ayu, pipimu yang lesung kanan kiri, apalagi kalo pas senyum.. merah meronanya itu loh bikin merinding. Jilbab yang selalu kau jaga juga mencerminkan keagungan dirimu. Pokoknya I love you full deh.. Every breath I breathe is only for you"
Karuan saja jawaban itu bikin klepekklepek. Dan akhirnya si mantan tadi kini menjadi isteri syahnya. Ya, Eni Susilowati anak pak dukuh desa sebelah itu.
Dalam hidupnya Bambang hanya sekali mencinta, ya si Eni lagi itu. Dia memegang prinsip bahwa pilihan yang dia pilih haruslah dipertanggung jawabkan. Memilih baginya merupakan sesuatu yang susah dan rumit. Lha pas lebaran tahun lalu si Bambang tetep pake jeans usangnya sedangkan temen sejawat nya bluwanja jeans baru. "aku nek ra merek Lea ora mas", katanya.
Dalam hidupnya Bambang hanya sekali mencinta, ya si Eni lagi itu. Dia memegang prinsip bahwa pilihan yang dia pilih haruslah dipertanggung jawabkan. Memilih baginya merupakan sesuatu yang susah dan rumit. Lha pas lebaran tahun lalu si Bambang tetep pake jeans usangnya sedangkan temen sejawat nya bluwanja jeans baru. "aku nek ra merek Lea ora mas", katanya.
Kembali ke cerita awal tadi, sedangkan si Eni pagipagi lebih suka nyapu halaman sambil ngasih makan ikanikan mujair yang dipersiapkan untuk acara bakarbakar besok minggu depan. Namanya juga perempuan, apaapa harus dipersiapkan, gak bisa apa adanya, maksud e dadakan. Ngirit katanya. "Lha nanti sik tak nggo tuku pupur opo mas?", katanya suatu hari. Aneh memang. Wanita itu mahkluk mulia. Kenapa mereka tidak percaya diri dengan kemuliaan dirinya? Kenapa harus di tutupi dengan pupur merk fanbo itu?
Bambang-pun juga protes ketika malam kemarin istrinya si Eni pupuran cukup tebal. "Aku ra iso nonton abang e pipimu nek ngguyu. Ayumu ki ketutupan pupur", protesnya. Ya, itulah wanita.
Pas hari Minggu biasanya Bambang lebih suka dolan ke pantai, atau ke bukit bintang untuk sekedar makan jagung bakar dan nonton bintangbintangan dari lampulampu rumah. Sementara si Eni lebih suka dirumah. Setelah tadarus habis maghrib, dia tidak bisa diganggu. Kalau sudah menenteng laptop Asus X201 nya, apapun yang diomongkan si Bambang tetep tidak digubris. Dia butuh waktu khusus. Lalu, setelah silikon alias situasi lingkungan dan kondisi nya nyaman, dia akan ke dapur membuatkan suaminya segelas kopi hitam dan sepiring pisang goreng sementara dia ngambil sebotol aqua, segepok marning dan tissue untuk dirinya sendiri. Dia lalu masuk kamar, dan menguncinya dari dalam. Suaminya dibiarkan terperangah terheranheran sambil ngopi. Eni cuek: nonton film korea.
Ya, sekelumit kisah yang kadang tak masuk akal yang terjadi di keluarga si Bambang. Sni yang tadi cekikikan kini ikut nimbrung di bungalo. Duduk berdua dengan suaminya.
"Pak, kenapa pria mencintai seorang wanita?", tanyanya tibatiba.
"Pak, kenapa pria mencintai seorang wanita?", tanyanya tibatiba.
Bambang terperekah, ngekek. "Wah Ibu ki takon kok koyo ngunu. Yo takdir nek kui ki".
"Nggeh mboten to, Pak". Eni nampak senyum.
"Sepuluhan tahun aku mbojo karo kowe, aku ki tetep seneng karo kui loh.. pipimu sik uabing koyo panganan moto kebo. Lha terus nopo lanang kok seneng wedok?"
"Apalane kok moto kebo, panganan ndeso. Nganu, Pak. Karena mereka itu berbeda. Dan karena perbedaan itu mereka bisa bersatu. Kalau sama, ya ndak bisa. Iso we tetep ora diolehke agomo Eslam. Jadi seharusnya, banggalah dengan perbedaan yang ada. Jangan jadikan perbedaan itu sebagai penghalang untuk bersatu, tapi justeru jadi pemersatu. Kaya tadi, pas sampeyan kepahiten mimik linek kopi, saya datang membawakan sampean teh anget ben sampean mboten sesek. Penak to pak?
Si Bambang tersenyum. Tangannya mengeluselus kepala isterinya. Dikecupnya kening si Eni. Tampak mesra, bersamaan gerimis yang turun membangunkan wangi tanah. Petrichor.
kotagede,
26 Juni 2014
12:38 am
0 comments:
Post a Comment