Senja,
kala matari tak lagi sidi
ranum tersenyum,
membentang segarisan marun penuh arti
sebulir memori
cahya senja masih saja membumi,
menahan temaram yang perlahan merasuk
menyeka tepi,
mereka asa
merangkai sekelumit cerita tentang si putih
kembang matari
yang kan selalu terkembang
meski matari tak lagi sidi
lalu,
dalam senja yang terbaur lengkis temaram,
sepintas sabda Alam irih terdengar
: bahwa senja adalah dewa,
dan dalam senja ayu kelopak putih matari tercipta
dan kini,
diantara cahya senja lembayung setangkaian kembang matari,
sekelumit ceritera langit marun kan menemani,
menjaga setiap langkah kecil yang kan membawamu
kembali
Kotagede
25 Juli 2014
17.14
kala matari tak lagi sidi
ranum tersenyum,
membentang segarisan marun penuh arti
sebulir memori
cahya senja masih saja membumi,
menahan temaram yang perlahan merasuk
menyeka tepi,
mereka asa
merangkai sekelumit cerita tentang si putih
kembang matari
yang kan selalu terkembang
meski matari tak lagi sidi
lalu,
dalam senja yang terbaur lengkis temaram,
sepintas sabda Alam irih terdengar
: bahwa senja adalah dewa,
dan dalam senja ayu kelopak putih matari tercipta
dan kini,
diantara cahya senja lembayung setangkaian kembang matari,
sekelumit ceritera langit marun kan menemani,
menjaga setiap langkah kecil yang kan membawamu
kembali
Kotagede
25 Juli 2014
17.14